BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saya
membuat makalah ini untuk memenuhi nilai saya dalam pelajaran Ilmu Sosial Dasar
selain itu saya juga ingin belajar tentang Home schooling lebih dalam lagi
melalui tugas ini. Selain itu juga merupakan hal menarik untuk mengetahui
apakah Home schooling baik digunakan di Indonesia atau tidak. Seperti yang kita tahu di Indonesia masih banyak yang
beranggapan bila bersekolah di sekolah lebih baik dibanding bersekolah
(belajar) di tempat lain.
1.2
Batasan
Masalah
Dalam makalah ini saya akan membatasi
pembahsan saya berikut adalah batasan-batasan saya dalam menulis makalah ini:
·
Penjelasan tentang Home schooling
·
Dampak Positif dan negatif Home schooling
1.3
Abstraksi
Pendidikan merupakan proses belajar
yang berlangsung sepanjang hayat dan memiliki tujuan agar manusia dapat berkembang
lebih utuh. Orang tua adalah orang utama yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak, namun orang tua juga memiliki keterbatasan sehingga tidak
dapat memenuhi kewajibannya. Sekolah publik merupakan tempat untuk membantu
orang tua memenuhi tanggung jawab tersebut. Beberapa penyebab mengindikasikan
bahwa sebagian anak justru mengalami kegagalan untuk berkembang sesuai dengan
potensi dan keunikannya di sekolah. Untuk itu pendidikan formal butuh
keterlibatan pendidikan informal untuk meningkatkan dan menjawab kebutuhan dan
menutupi keterbatasan tersebut. Salah satu keberadaan pendidikan informal yang
mulai diakui dan dapat dijadikan alternatif adalah home schooling.
Keputusan
orang tua untuk mendidik anak di rumah harus disertai dengan pengetahuan dan pemahaman
mendalam tentang home schooling. Klasifikasi home schooling di Indonesia
terbagi atas home schooling tunggal, home schooling majemuk, dan komunitas home
schooling. Orang tua atau peserta didik dapat memilih salah satu klasifikasi
tersebut, disesuaikan dengan alasan dan kepentingannya masing-masing. Home
schooling dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan. Adapun pendekatan yang
digunakan yaitu school at-home, unit studies, Charlotte Mason atau The Living
Book Approach; Classical, Waldorf, Montessori, dan Eclectic; dan unschooling
atau Natural Learning. Kurikulum yang digunakan terbagi dua yaitu kurikulum
nasional yang dapat dimodifikasi oleh orang tua dan kurikulum luar yang
disediakan per paket. Pemerintah menetapkan langkah-langkah pelaksanaan dan
syarat-syarat yang harus dipenuhi para peserta home schooling. Kelemahan dan
kekuatan home schooling juga harus benar-benar dipahami dan dipelajari oleh
orang tua pada saat akan memutuskan untuk memilih home schooling bagi anak-anak
mereka. Kunci keberhasilan home schooling terletak pada disiplin dan komitmen
orang tua dalam melaksanakan pendidikan.
BAB 2
ISI
2.1
Pengertian
Home Schooling
Homeschooling atau homeschooling (juga disebut
rumah pendidikan atau pembelajaran rumah) adalah pendidikan anak-anak di rumah,
biasanya oleh orang tua tapi kadang-kadang oleh para pengajar, bukan di
pengaturan formal lainnya sekolah publik atau swasta. Walaupun sebelum
pengenalan hukum kehadiran di sekolah wajib, pendidikan anak usia paling
terjadi dalam keluarga atau komunitas, Homeschooling dalam pengertian modern
adalah sebuah alternatif di negara-negara maju untuk sekolah-sekolah swasta di
luar rumah atau lembaga pendidikan yang dioperasikan oleh pemerintah sipil.
Homeschooling
juga dapat merujuk ke instruksi di rumah di bawah pengawasan sekolah
korespondensi atau sekolah payung. Di beberapa tempat, kurikulum yang disetujui
secara hukum diperlukan jika anak-anak harus home schooling. Sebuah filosofi
kurikulum-bebas dari homeschooling dapat disebut unschooling, sebuah istilah
yang diciptakan pada tahun 1977 oleh pendidik Amerika dan penulis John Holt di
majalahnya Tumbuh Tanpa Sekolah.
Dalam
hal ijazah home schooling menggunakan kesetaraan, yaitu menggunakan Ujian
Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C.
- Dampak Positif Home Schooling
1. Bisa
disesuaikan dengan kebutuhan si anak
2. Lebih
memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak
didapatkan dalam model sekolah umum.
3. Memaksimalkan
potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang
ditetapkan di sekolah.
4. Lebih
siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya
berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
5. Kesesuaian
pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan
nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi,
mencontek, dsb).
6. Biaya
pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
7. Bebas
dari ancaman teman.
- Dampak Negatif Home Schooling
1. Butuh
komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
2. Sosialisasi
seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos
dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
3. Ada
resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan
kepemimpinan.
4. Perlindungan
orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi
sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
dan Saran
Semua
sistem pendidikan mempunyai kelemahan dan kelebihan, tergantung dari diri kita
ingin menggunakan yang mana. Home schooling sendiri menggukan pendekatan secara
individual sehingga sistem ini dapat memaksimalkan potensi anak tidak seperti
di sekolahan pada umumnya. Dan 1 keuntungan lainnya adalah waktu yang flexsibel
jadi si anak juga dapat menyesuaikannya dengan baik. Menurut saya sistem home
schooling ini sangat cocok bagi anak yang super sibuk seperti anak yang menjadi
selebritis. Kenapa? Karena dengan sistem
home schooling dapat menyesuaikan dengan jadwal mereka. Lalu bagaimana dengan
anak biasa? ya itu juga bisa diterapkan tapi akan mendapat dampak negatif yaitu
kurangnya kemampuan bekerja sama dengan orang-orang sekitar.